Perempuan itu kembali mengacak-ngacak rambutnya frustasi.
Sudah sejak tiga jam yang lalu ia duduk di ruang tengah apartemennya dengan
sebuah laptop di hadapannya. Sesekali mengetik sesuatu kemudian menghapusnya
lagi. Aleya Fredison Renaldy, seorang wanita berusia dua puluh satu tahun yang
sekarang berprofesi sebagai penulis novel. Novel keempatnya sudah harus ia
serahkan kepada pihak penerbit bulan depan, tapi lembar kerjanya masih kosong. Dalam
hati, perempuan berambut panjang itu merutuki mantan kekasihnya. Semenjak putus
dengannya dua minggu yang lalu, otaknya hanya bisa memikirkan cerita yang
berakhir menyedihkan. Entah tentang sepasang kekasih yang berakhir meninggal,
atau berpisah, dan hal lainnya yang menurut Aleya sangat menyedihkan.
Omong-omong soal menyedihkan, keadaan Aleya saat ini juga tak kalah
menyedihkan. Matanya sembab akibat terus-menerus menangisi hubungannya dan Davin
yang sudah menginjak tahun ke empat harus kandas begitu saja. Menjalin LDR
memang menyusahkan, apalagi jika jarak keduanya sangat jauh. Bayangkan, Aleya
harus merelakan kekasihnya itu pergi meninggalkannya untuk melanjutkan studinya
di New York. Percaya, hanya itu yang dapat ia lakukan selama dua tahun
terakhir. Awalnya baik-baik saja, tapi tiga bulan sebelum mereka putus. Aleya
sering mendapat kabar dari Marcel bahwa kekasihnya sering bepergian dengan seorang
perempuan, teman kampusnya.
Dua minggu yang lalu, laki-laki itu menghubunginya setelah satu bulan
menghilang tanpa kabar. Davin meminta Aleya untuk bertemu di kafe yang biasa
mereka datangi bersama. See? Bahkan laki-laki itu tidak memberi kabar bahwa
ia berada di Jakarta. Lima menit setelah Aleya duduk di kursi kafe, laki-laki
itu berkata bahwa mereka harus mengakhiri hubungan keduanya. Hanya itu,
kemudian ia pamit pergi. Bahkan Aleya masih ingat jelas kata-katanya, hanya
mengatakan putus tanpa alasan jelas.
“Menyebalkan. Bahkan dia meninggalkanku begitu saja” gumam Aleya.
Aleya mengecek ponselnya. Jam menunjukkan pukul satu lewat sepuluh dini hari, tepat tanggal 4
desember. Hari ulang tahunnya. Aleya membuka aplikasi Line di ponselnya. Banyak
ucapan selamat ulang tahun dari teman dan keluarganya, tapi rasanya masih ada
yang kurang
Davin, laki-laki itu biasanya selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan
selamat ulang tahun untuknya. Masuk ke apartemennya secara tiba-tiba, entah
membawa kue atau boneka atau yang lainnya, menyanyikan lagu selamat ulang tahun
dan mencium keningnya.
Aleya hanya tersenyum membaca notifikasi dari pesan-pesan yang masuk. Tidak
ada niatan untuk membukanya dan membalasnya. Rasanya sepi, kosong. Ada sesuatu
yang kurang dari semua ini. Davin, laki-laki itu membawa banyak pengaruh di
hidup Aleya. Banyak tawa dan warna. Davin, laki-laki aneh -menurut Aleya- yang
berhasil mengubah Aleya yang cuek nan dingin menjadi sosok perempuan yang ceria
dan murah senyum.
‘Happy birthday, Le.’
Aleya sedikit terkejut melihat sebuah pesan yang masuk. Davin. Laki-laki
itu masih ingat ulang tahunnya? Bahkan ia masih memanggilnya Le. Hanya Davin
yang memanggilnya dengan sebutan Le, biasanya orang-orang memanggil Aleya
dengan Al, atau Leya.
Tiba-tiba pintu apartemennya terbuka dan menampakkan seseorang yang tidak
pernah ia hubungi sejak dua minggu yang lalu. Davin, laki-laki itu berdiri di
depan pintu dengan kue di tangannya seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Happy Birthday, Aleya Fredison Renaldy” ujar Davin. Laki-laki itu berjalan
mendekat kearah Aelya yang masih terpaku di tempatnya
“Make a wish, habis itu tiup lilinnya” Aleya menurut. Perempuan itu menutup
matanya dan berdoa, setelah itu ia meniup lilinnya dan tersenyum.
“Dav--”
“Undangan. Minggu depan aku nikah” Davin menyela ucapan Aleya dan
memberikan sebuah benda pipih berbentuk persegi panjang
Aleya membuka bungkus plastik undangan tersebut dengan ekspresi yang sulit
diartikan. Berusaha menaham air matanya agar tidak lolos begitu saja. Perempuan
berambut ikal itu membaca tulisan di undangan dengan seksama
“Davin Alexander Wijaya dan Aleya Fredison Renaldy?” gumam Aleya seraya
membaca kata per kata yang tertera di atas kertas berwarna pink itu.
Butuh beberapa detik sebelum akhirnya ia sadar akan kata-kata yang baru
saja dibacanya. Davin tersenyum saat Aleya menatapnya tak mengerti.
“Perempuan yang Marcel bilang satu bulan yang lalu itu Kimberly, Le. Aku
kenal dia sejak tahun lalu. Pas masih jadi maba. Awalnya Cuma sebatas
senior-junior, tapi sejak tiga bulan yang lalu aku deket sama dia. Hangout bareng,
makan bareng. Satu bulan setelah itu dia bilang dia suka sama aku. Minta aku
putusin kamu, terus jadi pacar dia. Sabar, jangan mikirin yang aneh-aneh dulu.
Aku ga pernah pacaran sama Kimberly. Sejak itu aku mikir, aku hampir
ngehianatin kamu, Le. Tiba-tiba mama dateng terus minta aku nikah sama kamu. Ya
aku langsung setuju. Sejak satu bulan yang lalu, aku enggak kasih kamu kabar itu
sengaja. Sejak satu bulan yang lalu sampe kemarin, aku sama mama, mama kamu
juga sibuk ngurusin ini itu buat pernikahan kita” jelas Davin.
Aleya menghela napas, menatap undangan berwarna coklat muda di genggamannya.
Perempuan itu tersenyum kemudian berhambur ke dalam pelukan Davin. Bahagia?
Jangan ditanya, rasanya Aleya ingin salto detik itu juga.
“Jahat banget, serius deh. Aku nangis dua minggu buat apaan coba” gerutu
Aleya. Perempuan itu masih membenamkan wajahnya di lekukan leher calon suaminya.
“Kamu enggak marah? Aku hampir ngehianatin kamu, Le. Aku gak baik buat kamu”
“Nobody’s perfect, Dav. Aku seneng kamu masih bisa nahan diri. Denger ya,
setiap orang pasti punya titik jenuh. Ada kalanya orang itu akan pergi dari ‘rumah’
dan berkelana. Tapi satu yang harus kamu inget, seberapa jauh kamu pergi,
seberapa lama itu. Kamu harus inget di mana ‘rumah’ kamu, dan pulang”
“I know. You’re my home. Love you, Aleya Fredison Renaldy”
---TAMAT---
22 komentar:
Cerpennya bagus dan menarik
Lanjutkan karya-karya anda
Bagus. Kembangkan lagi!
Ditunggu karya2 selanjutnyaa!
wahh cerita yang bagus! kembangkan lagi dan lagi!!
waa menarik sekali!
Keren banget Meiiii π
Bagus Dan keren cerpennya
Keren sekali...
sukakkkkkkkk ihh cerpennya lucu gtu :') lanjutin ya kalo bisa dibuat sequelnya :0
bagus cerita na menarik!
Wahh ceritanya bagus ditunggu yang berikutnya ya��
Menarik banget bisa jdi langganan disini nih hahaha
jangan baper baper woiπ
Wah ngga terduga endingnya!! Kerenππ
unchyyy suka bgt sm ceritanya smpe baper woe dan agak sedikit sensitif dgn pemeran cowonya but all's good.. terus berkarya dan ditunggu kelanjutannya yaaππ
ya ampun pdhl ud kira bakal sad ending tpi ternyata happy wkwkw... bagus ci ampe bikin aku baper nih;(ππ wkwkwk
Touchingg heart so deep wehh cerpennya.. Hehe.. Good job writter ☺
Karya yg sangat bagus
cerita nya menarik banget!
keren dan menarik!ππΌ
akyu baper :')
Posting Komentar