Jumat, 28 Juli 2017

Pokok-pokok Pembicaraan

Halo semua...
Dikesempatan kali ini saya akan membahas mengenai salah satu KD di pelajaran Bahasa Indonesia kurikulum 2013 yaitu tentang mengidentifikasi informasi berupa permasalahan aktual yang disajikan dalam ceramah. Jadi, dalam KD ini kita akan mempelajari cara mengidentifikasi informasi, bagaimana kita dapat mengetahui pokok atau inti dari ceramah yang disampaikan..
 Tapi, sebelum membahas mengenai ceramah dan sebagainya. Hari ini saya ingin membahas satu hal yang menurut saya cukup penting agar kita dapat menangkap inti dari ceramah, yaitu menyimak.
Di sini kita tahu bahwa ada empat keterampilan berbahasa yang mungkin telah kawan-kawan pelajari dari SD hingga perguruan tinggi. Empat keterampilan berbahasa itu meliputi :
1. Berbicara
2. Menyimak
3. Membaca
4. Menulis
Menyimak dapat diartikan juga sebagai mendengar, atau mendengarkan. Tapi, kawan-kawan tahu tidak kalau menyimak, mendengar, dan mendengarkan memiliki perbedaan?
1. Mendengar
 Mendengar dapat diartikan dengan apa yang menjadi topik pembicaraan hanya lewat sepintas saja, seperti masuk ke telinga kanan kemudian langsung keluar melalui telinga kiri. Jika kita tidak mengerti ya tidak menjadi masalah. Contohnya :
A : “Nanti akan ada ulangan bahasa Indonesia ya?”
B : “Hmm..? tidak tau deh”
2. Mendengarkan
Hampir sama seperti mendengar, hanya saja pada mendengarkan kita berusaha untuk memahami, mengerti apa yang menjadi topik pembicaraan. Tetapi, karena terlalu sulit untuk dimengerti hingga kita tidak menemukan jawaban atau hasil dari apa yang telah kita bicarakan. Contohnya :
A : “Hari ini ada pr matematika loh, kamu sudah mengerjakannya belum?”
B : “Pr matematika? Oh astaga! Aku lupa, bagaimana ini?”
3. Menyimak
Kita sampai ditaraf yang lebih tinggi, yaitu menyimak. Dalam menyimak diperlukan konsentrasi tinggi agar kita dapat memahami apa yang menjadi topik atau pokok pembicaraan yang disampaikan oleh orang yang sedang berbicara. Kita dapat menyimak dengan baik apabila kita mampu menahan diri agar fokus kita tidak terpecah karena adanya gangguan. Gangguan itu dapat berasal dari luar diri dan dalam diri

A. Gangguan dari luar diri
Gangguan dari luar diri atau gangguan eksternal dapat berasal dari orang lain. Misal, saat kita sedang fokus menyimak, ada teman kita yang menngajak bicara, atau menjahili kita sehingga fokus kita terpecah
B. INTERNAL
Gangguan dari dalam diri atau gangguan internal dapat berupa rasa kantuk, atau bosan. Gangguan yang ditimbulkan dari fisik atau pikiran kita sendiri

Nah, tadi kita sudah selesai membahas mengenai empat keterampilan berbahasa. Sekarang kita akan berpindah kemateri selanjutnya.
Akan saya awali seperti ini, kawan-kawan, Bahasa Indonesia yang kita pelajari selama ini meliputi dua hal yaitu bahasa dan sastra. Dalam sastra khususnya drama dan cerpen terdapat dua unsur yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi tema, latar, alur, tokoh, penokohan, amanat, dan sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik yaitu latar belakang penulis.
Baik kawan-kawan, tadi saya sudah membahas mengenai empat keterampilan berbahasa dan juga bahasa indonesia. Sekarang pertanyaannya adalah apa inti dari pembahasan ini?
Dalam pembahasan ini, yang menjadi pokok pembicaraannya adalah dari SD hingga perguruan tinggi kita mempelajari tentang empat keterampilan berbahasa yang didalamnya terbagi menjadi dua yaitu bahasa dan sastra yang terdiri dari dua unsur pembangun yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Nah, pembahasan kita cukup sampai disini dulu. Semoga apa yang saya tulis dapat bermanfaat bagi pembaca dan mohon maaf jika ada kesalahan. Sampai jumpa lain waktu ^-^


Keterangan : KD = Kompetensi Dasar

Kamis, 20 Juli 2017

Perjalanan Cornelis de Houtman

 Cornelis de Houtman
Cornelis de Houtman

A. Cornelis de Houtman

Cornelis de Houtman merupakan seorang penjelajah dari Belanda yang lahir pada 2 April 1565 yang berhasil menemukan rute perjalanan dari Eropa menuju ke Indonesia dan memulai perdagangan rempah-rempah bagi bangsa Belanda.

B. Awal Perjalanan Cornelis de Houtman
Pada tahun 1592, Houtman dikirim oleh para saudagar Amsterdam ke Lisbon, Portugal untuk mengumpulkan informasi mengenai keberadaan Kepulauan Rempah-Rempah. Kemudian, saat Houtman kembali ke Amserdam, Jan Huygen van Linschoten juga kembali dari India. Setelah mendapatkan informasi, para saudagar pun menetapkan bahwa Banten adalah tempat yang tepat untuk membeli rempah-rempah. Setelah mendirikian Compagnie van Verre (Perusahaan jarak jauh) pada tahun 1594. Berangkatlah mereka pada tahun 1595 dibawah kepemimpinan Cornelis de Houtman. Tercatat ada empat kapal yang ikut serta dalam ekspedisi pencarian “Kepulauan Rempah-Rempah” ini, yaitu Amsterdam, Hollandia, Mauritius, dan Duyfken.
Dari awal perjalanan, ekspedisi Houtman telah dipenuhi masalah. Mulai dari penyakit sariawan mulai merebak beberapa minggu setelah pelayaran akibat kekurangan makanan. Pertengkaran para kapten kapal dan pedagang yang membuat beberapa orang terbunuh dan dipenjara di atas kapal. Di Madagaskar, tempat di mana sebuah pemberhentian sementara direncanakan, masalah lebih lanjut menyebabkan kematian lagi, dan kapal-kapal hanya bertahan selama enam bulan di sana. Hingga Teluk di Madagaskar, tempat mereka berhenti, kini dijuluki sebagai “kuburan Belanda”

C. Tiba di Pulau Jawa
Tahun 1596, Houtman tiba di Banten. Hanya ada 249 orang yang tersisa dari pelayaran awal. Pada awalnya, penduduk menerima dengan bersahabat. Tetapi, perlakuan kasar dari awak kapal Belanda, Sultan Banten, serta keberadaan Portugis, membuat penduduk mengusir kapal-kapal Belanda.
Dalam perjalanan pulang, kapal-kapal Belanda singgah di Kepulauan St. Helena untuk mengisi persediaan air dan bahan-bahan lainnya. Kedatangan mereka ke Kepulauan St. Helena di hadang oleh kapal-kapal Portugis. Pada akhir tahun 1597, tiga dari empat kapal ekspedisi kembali ke Belanda dengan 87 awak kapal yang tersisa dari 249 awak.
Rute perjalanan Houtman

D. Hasil Pelayaran Houtman
Meski dibilang bahwa ekspedisi Houtman gagal. Tetapi ini juga dianggap kemenangan bagi Belanda karena sejak saat itu, Belanda mulai berani untuk berlayar dan berdagang ke Timur. Hingga akhirnya terhitung ada 65 kapal Belanda telah berlayar ke wilayah tersebut dan memulai penjajahan wilayah Hindia-Belanda

Kolonialisme dan Imperialisme Barat (Bagian 2)

C. Belanda
Perjalanan bangsa Belanda dibawah pimpinan Cornelis de Houtman berhasil sampai di Banten pada tahun 1596. Tetapi, karena sikapnya yang kasar serta sombong yang menyebabkan ia ditolak oleh rakyat Banten.
Setelah gagal pada ekspedisi pertama, bangsa Belanda kembali melakukan ekspedisi kedua dengan pimpinan Jacob Van Neck pada tahun 1598 yang kemudian disambut baik oleh rakyat Banten


D. Berdirinya VOC
VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) berdiri pada tanggal 20 Maret 1602 dengan Gubernur Jenderal pertamanya yaitu Pieter Both. VOC didirikan dengan beberapa tujuan, yaitu :
1. Menghindari persaingan dagang antar sesama pedagang Belanda
2. Memonopoli rempah-rempah di Hindia Timur
3. Menghadapi persaingan dengan para pedagang asing
4. Menghadapi kerajaan-kerajaan di Indonesia
VOC kemudian memindahkan kantor dagangnya ke Jayakarta dengan alasan bahwa Jayakarta merupakan tempat yang strategis, dan VOC dengan mudah mengawasi gerak-gerik Portugis di Malaka. Kemudian VOC juga mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia.

E. VOC dan Hak Oktroi
Selain memiliki tujuan, VOC tentunya juga memiliki beberapa hak. Hak-hak yang dimiliki VOC tertuang dalam Hak Oktroi VOC, yaitu sebagai berikut
1. Hak untuk memerintah di Negara jajahan
2. Hak untuk memonopoli perdagangan
3. Hak untuk mencetak mata uang sendiri
4. Hak untuk memiliki angkatan perang sendiri
5. Hak untuk memiliki senjata
6. Hak untuk mengadakan perjanjian
7. Hak untuk mengumumkan perang

F. Aturan Monopoli VOC
VOC memiliki beberapa aturan monopoli, yaitu :
1. Rakyat Maluku hanya boleh menanam rempah atas izin VOC
2. Luas wilayah perkebunan dibatasi oleh VOC
3. Harga jual ditentukan oleh VOC
4. Tempat menanam rempah ditentukan oleh VOC

Kolonialisme dan Imperialisme Barat (Bagian 1)

Perjalanan menjelajah bangsa Eropa berawal dari beberapa sebab, salah satunya adalah perang Salib yang menyebabkan jatuhnya Konstantinopel dan menyebabkan terputusnya jalur dagang antara Eropa dan Asia. Terputusnya akses tersebut membuat bangsa Eropa harus mencari cara lain agar dapat mendapatkan rempah-rempah. Oleh karena itu, bangsa Eropa memutuskan untuk melakukan pelayaran agar dapat menemukan daerah penghasil rempah. Selain itu, Bangsa Eropa juga membawa beberapa misi dalam perjalanannya, yaitu menyebarkan semboyan 3G (Gold, Gospel, Glory). Ada beberapa bangsa Eropa yang melakukan pelayaran, yaitu Portugis, Belanda, dan Spanyol.

A. Portugis
Perjalanan pertama bangsa Portugis sekaligus awal dari penjelajahan bangsa Eropa dilakukan oleh Bartholomeus Diaz yang berhasil sampai di Tanjung Harapan pada tahun 1487. Tokoh kedua, yaitu Vasco da Gama yang berhasil sampai di Calicut pada tahun 1498. Kemudian, setiap daerah yang baru dipasang batu padrao, yaitu batu bertulis dengan simbol bola dunia.  
Tokoh selanjutnya yang melakukan perjalanan, yaitu Alfonso d’Albuquerque yang berhasil menaklukan Malaka pada tahun 1511 dan sampai di Maluku pada tahun 1512 dan bersahabat juga dengan Ternate
Bangsa Portugis mendapat beberapa perlawanan dari warga Ternate karena beberapa hal, seperti monopoli perdagangan, penyebaran agama, dan sikap yang tidak bersahabat

Batu Padrao

B. Spanyol
Perjalanan bangsa Spanyol mencari rempah-rempah dipimpin oleh beberapa tokoh seperti Ferdinand Magellan yang berhasil sampai di Pulau Cebu pada 1521 dan bersekutu dengan Cebu hingga akhirnya terbunuh akibat sebuah peperangan di Filipina. Kemudian, Sebastian Del Cano yang sampai di Maluku pada tahun 1526. Tetapi, kedatangan Spanyol dianggap melanggar todesillas. Hingga akhirnya terjadi peperangan dan muncullah perjanjian Saragosa (1526) yang membuat Spanyol harus kembali ke Filipina.

Baca Juga : Kolonialisme dan Imperialisme (Bagian 2)

#POPULER